Kesenian Kubro Siswo Sebagai Upaya Dakwah Agama Islam dan Alat Pemersatu Bangsa
Kesenian Kubro Siswo Sebagai Upaya Dakwah Agama Islam dan Alat Pemersatu Bangsa
Halo
semuanya? Bagaimana kabarnya? Balik lagi dengan saya, Yogma Noor Dinara
Gimnastiar, “masih” seorang anak biasa 19 tahun. Pada kesempatan kali ini, saya
akan menulis sedikit kilas balik dan informasi dalam edisi #Mengbudaya
mengenai salah satu kesenian yang jarang sekali disebutkan dan diketahui oleh
masyarakat awam. Namun, jangan salah, kebudayaan ini kaya akan makna, moral,
dan hiburan yang sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus bangsa turut
melestarikan agar kesenian tetap ada dan tetap mampu menyebarkan moral baik
kepada masyarakat Indonesia. Nama kesenian ini adalah…….
KESENIAN
KUBRO SISWO
Pertama
kali dengar? Penasaran dengan sejarahnya dan apa saja dibalik kesenian ini? Lansung
cek pemaparan hasil observasi dan wawancara ini
Negara
Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari beraneka ragam
budaya kesenian. Salah satu budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia
adalah kesenian yang diciptakan dan didukung oleh masyarakat kolektif daerah
setempat yang dikenal sebagai kesenian tradisional. Bagian pertunjukan kesenian
tradisional merupakan suatu media komunikasi masyarakat untuk menyampaikan arti
yang terkandung dari tata hubungan atau alat untuk menyampaikan pesona tertentu
dari pencipta kepada penikmat. Selain itu, tradisi juga dapat diartikan sebagai
kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia yang secara otomatis akan
mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota
masyarakat itu.
Kecamatan
Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah adalah suatu wilayah yang dikenal
memiliki pengaruh agama Islam yang kuat. Agama Islam membuat banyaknya
bentuk-bentuk kesenian yang tumbuh. Kesenian tradisional Kubro Siswo, merupakan
salah satu kesenian yang bernafaskan Islam yang berdiri di Kecamatan Salam.
Kesenian Kubro Siswo terdiri atas penabuh musik dan penari. Kelompok Kesenian
Kubro Siswo juga mengadakan kerja sama dengan pelatihnya dalam penggarapan
gerak dan musik. Pemain dan pencipta mempunyai misi untuk meyakinkan masyarakat
pendukungnya tentang segala ide dan dunianya dalam bentuk karya musik yang
mereka ciptakan. Dalam batas-batas tertentu pemain sebagai rekreator dapat juga
disebut pencipta, karena sebagai seorang interpreter apa yang ia mainkan
sepenuhnya merupakan fantasi, imajinasi, dan pikiran-pikiran.
Fungsi awal tarian ini adalah untuk
menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Namun, Tari Kubro Siswo sering dikaitkan
dengan sebuah cerita, yaitu cerita seorang kyai yang bernama Ki Garang Serang. Kesenian
Kubro Siswo memiliki peranan penting dalam masyarakat, terutama dalam
perkembangan agama Islam dan alat pemersatu bangsa yang berwujud kesenian
tradisonal. Dalam pementasan, Kesenian Kubro Siswo sekali tampil berdurasi 4–6
Jam dan dilaksanakan pada malam hari. Jadi, Kesenian Kubro Siswo dapat
dikatakan pementasan semalam suntuk. Biasanya, kesenian ini dilaksanakan untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pada
masa tumbuhnya kesenian tradisional ini tentu telah dipikirkan makna apa yang
mungkin bisa menjadikan alat pemersatu bangsa dan berkembangnya tentang
tuntunan suatu agama. Oleh karena itu, dalam tugas Dikpus ITB 2021, saya ingin
mengangkat judul mengenai peranan Kubro Siswo ini karena sangat besarnya
peranan Kubro Siswo kepada masyarakat luas, hingga terpengaruh untuk selalu
menjalankan amalan-amalan yang diwajibkan oleh Tuhan. Liriknya yang dinyanyikan
oleh vokal berisikan ajaran-ajaran islami dan berisikan ajakan-ajakan untuk
berbuat baik, jadi untuk masyarakat yang tidak memeluk agama Islam bisa
mengambil arti yang terkandung didalamnya. Jadi peranan Kubro Siswo selain
menyebarkan agama Islam juga mengajarkan tentang kebaikan kepada seluruh umat
dan menjadikan kita lebih nasionalis untuk selalu membela tanah air Indonesia.
Bagaimana
dengan buktinya? Apa benar kesenian ini mengandung tuntunan sebagai media
dakwah Islam dan alat pemersatu bangsa?
Untuk
menjawab pertanyaan itu, mari kita bedah satu persatu unsur gerak, musik, dan
kostum Kesenian Kubro Siswo ini sehingga kesenian ini dapat menjadi tatanan,
tuntunan, dan tontonan (3T) untuk masyarakat Indonesia. Hasil ini didapat dari
hasil wawancara dengan pendiri Paguyuban Kesenian Kubro Siswo Mudo: Manunggal
Jaya, Bapak Suparman Hadi, S.Sn.
1. Gerakan dalam
Kesenian Kubro Siswo menyimbolkan peperangan pada masa Nabi Muhammad SAW dalam
menyebarkan ajaran agama Islam. Menurut sejarah, penyebaran agama islam yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sejatinya mengalami berbagai peperangan
melawan berbagai musuh yang menentangnya.
2. Musik yang digunakan di dalam Kesenian Kubro Siswo adalah Bedug, Gendhang, Kecer, Bendhe, Vokal, dan Suling Bambu. Makna fungsi iringan musik di dalam Kesenian Kubro Siswo adalah:
- Iringan musik
digunakan untuk penciptaan sosial agama sehingga bisa terciptanya iringan musik
sebagai unsur dakwah yang disampaikan melalui lirik lagu tersebut.
- Bagi Masyarakat,
Iringan musik Kubro Siswo digunakan sebagai penyebaran agama islam kepada
masyarakat, atau sering disebut dengan istilah dakwah, dengan lagu-lagu yang
bernuansa islami dan ajakan untuk belajar agama.
3. Kostum yang
digunakan dalam Kesenian Kubro Siswo menggunakan properti pedang dan tameng. Hal
tersebut menceritakan bahwa perjuangan Nabi Muhammad SAW masa lalu dalam
menyebarkan agama Islam. Dan kostum yang terkesan sederhana menyimbolkan bahwa
kemewahan tidak akan selalu menang.
4. Dalam sudut kesenian
sebagai alat pemersatu bangsa, hal itu bisa terlihat secara tersirat/.tidak
langsung dari butuhnya banyak anggota tari sehingga rasa kerja sama
dan kekompakan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, dengan adanya Kesenian Kubro
Siswo ini, sangat berpengaruh dalam rasa kebersamaan yang digunakan sebagai
alat pemersatu bangsa Indonesia.
Dari
hasil observasi dan wawancara tersebut, memang benar kesenian ini penuh akan tatanan
yang bisa dilihat dari perkembangan sejarahnya dan tuntunan yang terkandung yaitu
media dakwah Islam dan alat pemersatu bangsa yang bisa kita lihat dari gerakan,
musik, kostum, dan koreografi serta menjadi media tontonan menghibur bagi
masyarakat. Dari hasil wawancara itu juga, narasumber berharap peminat
kesenian ini dapat diikuti oleh para pemuda bangsa Indonesia. Bagaimanapun
juga, kesenian harus tetap ada seterusnya karena kesenian ini memiliki sejarah
dan makna yang baik bagi masyarakat bangsa Indonesia. Narasumber juga
mengharapkan, paguyuban-paguyuban Kesenian Kubro Siswo diperbanyak dan mendapat
dukungan dari pemerintah daerah karena untuk saat ini, paguyuban Kesenian Kubro
Siswo di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dapat dihitung dengan jari.
Sudah saatnya kita, sebagai insan akademis untuk turut #mengbudaya dengan tetap melestarikan apa yang menjadi ciri khas dan keunikan dari daerah kita. Tidak perlu sampai terjun langsung, cukup dengan menyebarkan secara luas dan turut memperjuangkan hak para seniman-seniman daerah ini, kita sudah turut ikut melestarikan budaya kita agar tetap ada. Mari kita mengbudaya bersama. Inilah rumah kita, maka pertahankan apa yang sudah seharusnya ada di rumah kita. Terima kasih kawan-kawan. Sampai jumpa di edisi seru lainnya 😊 Matur Nuwun -19920065.
#Mengbudaya
#KATITB2021
Ingin
tahu lebih banyak? Kuy tonton: https://www.youtube.com/watch?v=ICmmDIWmcrQ
Referensi:
Jazuli, M. 1994. Telaah
Teoritis Seni Tari.Semarang : IKIP Semarang.
Soedarsono. 1976.
Mengenal Tari-tarian Rakyat Daerah Istimewa. Yogyakarta : Gajah Mada University
Pers
Supriyanto. 2002.
Inkulturasi Tari Jawa. Yogyakarta dan Surakarta : Citra Etnika Surakarta
Google Images, diunduh pada tanggal 1 Juli 2021 pukul 19.56 WIB.
Google Maps, diunduh pada tanggal 1 Juli 2021 pukul 18.40 WIB.
Komentar
Posting Komentar