Posisi, Potensi, dan Peranku
Posisi,
Potensi, dan Peranku
Hai
semuanya? Bagaimana kabarnya? Semoga selalu diberikan nikmat dan kesehatan di
tengah keadaan yang mencekam seperti ini, ingat selalu protokol kesehatan dan 5M
agar kita bisa segera beraktivitas seperti sedia kala. Semua perubahan ini dimulai
dari diri kita sendiri, jika bukan kita siapa lagi? Seperti kata pepatah, tak
kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, izinkanlah saya memperkenalkan diri
terlebih dahulu, nama saya Yogma Noor Dinara Gimnastiar, seorang anak biasa 19
tahun yang sedang sibuk mengejar cita-cita. Saya tinggal dan lahir di tempat yang
cukup dekat dengan Gunung Merapi, tepatnya saya tinggal di Kecamatan Tempel,
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi
tempat tinggalku ini mempunyai banyak potensi yang jika kita bisa
mengoptimalkannya, maka akan menjadi suatu sumber penghasilan masyarakat
setempat yang menjanjikan. Seperti yang kita tau, berada di kaki gunung, jelas sektor
agraris dan kebunlah yang menjadi poin utama keunggulan lokasi ini karena
memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat baik. Selain itu, buah salak juga
menjadi suatu komoditas unik dan khas di daerah tempat tinggalku ini. Masyarakatnya
pun beragam dari segi mata pencaharian, terdapat petani, buruh, pedagang, PNS,
hingga wirausaha.
Namun,
di tengah banyaknya potensi tersebut, justru muncul permasalahan dalam hal
regenerasi dan kesadaran para pemuda untuk terus melestarikan apa yang menjadi
kekhasan daerah ini. Minimnya pemuda yang menggeluti bertani atau berkebun
untuk berinovasi lebih, berdampak pada jatuhnya harga buah salak di kawasan ini,
harga salak kini dibanderol dengan harga yang sangat murah yaitu hanya sebesar Rp8000,00/Kg.
Selain itu, ancaman kepunahan sektor agraris juga mengancam karena menurut data
dari BPS 2021 Kabupaten Sleman, petani salak didominasi umur 40 – 65 tahun.
Oleh karena itu, disinilah saya meletakkan posisi, potensi, dan peran saya sebagai mahasiswa pendidikan tinggi yang juga menjadi bagian dari masyarakat. Sudah seharusnya kita, sebagai pemimpin masa depan untuk terus melestarikan dan mengembangkan apa yang seharunya menjadi daya tarik di daerah asal kita. Posisi saya di sini tentu adalah sebagi seorang pembelajar yang juga menjadi bagian dari masyarakat dan sebagai seorang insan akademis yang bertanggung jawab dalam membangun bangsa ini. Tentunya langkah awal yang harus dilakukan adalah saya harus bisa memahami, apa alasan para pemuda kini enggan untuk bertani atau berkebun khususnya buah salak yang menjadi daya tarik daerah saya. Kemudian, potensi saya dan pemuda-pemudi ini adalah memiliki daya kreatif dan inovasi yang tinggi yang bisa meningkatkan nilai jual dan nilai guna dari buah salah ini. Faktor pendidikanlah yang menjadi potensi paling penting, rata-rata pemuda-pemudi di sini telah menyelesaikan pendidikan wajib 12 tahun, sehingga diharapkan dapat menjadi modal penting untuk berkembang. Terakhir mengenai peran saya adalah mengajak dan mendorong pemuda-pemudi ini untuk bersama-sama berinovasi dan sekreatif mungkin mengembangkan komoditas buah salak ini agar mampu mendongkrak kembali harga jual sekarang, sehingga buah salak kembali bisa menjadi ikon dari Kecamatan Tempel.
Lalu bagaimana dengan langkah
nyata dari inovasi tersebut? Buah salak memiliki banyak bagian yang sebenarnya
bisa dimanfaatkan secara lebih. Dengan penggabungan konsep sains, teknologi,
dan budaya, Buah salak tidak hanya menjadi sekadar buah, tapi bisa dikembangkan
menjadi hal lain yang lebih menarik dan meningkatkan harga jual. Kulit salaknya
pun bisa dimanfaatkan sebagai berbagai macam obat seperti diabetes dan sariawan
karena kaya akan tanin dan vitamin C. Selain itu, dari tingkat kepadatan, kulit salak ini
bisa juga dimanfaatkan sebagai papan partikel atau particle board yang
akan turut mengurangi penggunaan kayu. Biji buah salak juga dapat dimanfaatkan menjadi
makanan yang manis serta dari buah salaknya sendiri, juga banyak olahan yang
bisa dikembangkan, seperti kripik, pudding, teh, kue, dan banyak hal lagi.
Buah Salak
Sumber: Google Images (2021)
Oleh karena itu, dengan bersama-sama, aku, kamu,
dan kita semua, komoditas buah salak ini bisa menjadi sumber pendapatan dan
mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat setempat. Secara tidak
langsung, jika kita mampu menginovasikan ini, kawasan wisata baru juga akan
terbentuk dan juga berdampak secara langsung terhadap penghasilan
masyarakatnya. Jadi, sudah saatnya bagi kita kembali memikirkan potensi daerah
asal kita, dan menggunakan posisi, potensi, dan peran kita bersama-sama untuk
mengembangkan potensi tersebut agar turut menyejahterakan, melestarikan, dan membangun
masyarakat. Cukup sekian esai singkat ini, mari maksimalkan posisi, potensi,
dan peran kita! Saya Yogma mengajak teman semunya untuk dapat berdampak baik
pada bangsa ini. Terima kasih.
#PoPoPeMahasiswa
#KATITB2021
Referensi :
- BPS Kabupaten Sleman (2021) tentang sebaran usia dan mata pencaharian di Kabupaten Sleman, diakses pada tanggal 29 Juni 2021.
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman (2021) tentang harga komoditi salak
Komentar
Posting Komentar